Read more: http://farhanshare.blogspot.com/2012/09/cara-agar-artikel-blog-tidak-bisa-di_1.html#ixzz2GIruIzbX Coretan Anak Siapa: Hadiah Sederhana di Hari Ibu

Sabtu, 22 Desember 2012

Hadiah Sederhana di Hari Ibu




        Hey... selamat hari minggu yah semua??
   
 Berhubung ini masih hangat-hangatnya memperingati hari Ibu. Kali ini saya akan berbagi sedikit     tentang coretan saya di hari Ibu kemarin.

      Ibu memang pahlawati terhebat sejagad raya dunia akhirat dah pokoknya. Kalian harus bersyukur loh masih mempunyai Ibu yang selalu menyayangi kalian. Yah, meskipun terkadang rasa kasih sayang mereka sedikit salah nyampeknya ke kita. Sering kali kita merasa tidak adil dengan perlakuan Ibu terhadap kita, namun itu salah satu aplikasi rasa sayang mereka. Jadi bagi kalian yang nantinya di perlakukan berbeda, coba kalian  tanamkan pikiran yang baik tentang Ibu. Dan jangan pernah sedikit pun mempunyai niatan untuk membenci seorang Ibu.
        
        Kalian semua harus bersyukur karena masih bisa mempunyai sosok Ibu, sedangkan aku?? cuma punya  Umi, hehe.
sebenarnya saya juga mempunyai beberapa Ibu sih, tapi di sekolah.:D
     
       Perlu kalian tau nih, Umi saya ini merupakan malaikat suci dari surga yang dikirim Tuhan untuk menyehatkan dan mempuyengkan pikiran saya. Terkadang memang Umi saya ini berkelakuan sangat aneh dan bikin gemes. Hal-hal seperti inilah yang membuat saya tidak bisa jauh dari sosok Umi. 
       
       Berbicara tentang hari Ibu yang kebetulan jatuh pada kemarin tanggal 22-12-12. Sebenarnya saya hampir lupa dengan tanggal istimewa ini, untung saja ada salah satu teman yang berkenan dengan sabar megingatkan saya kembali. Terima kasih untuk teman sekaligus kakak saya yang jauh disana. *usap ingus*
      
      Karena sudah mengetahui dengan pasti bahwa kemarin itu hari  Ibu, semalaman saya pun sudah menyusun beberapa rencana untuk memberi kejutan kepada Umi. Namun hasilnya N I H I L! saya tak mendapatkan ide apapun. -__-"
      Pagi harinya, dengan kondisi badan yang masih mengantuk saya terpaksa harus segera membantu Umi memasak. Dikarenakan tidak sekolah, seperti biasa setelah bangun tidur saya hanya mencuci muka dan menggosok gigi saja, tanpa disertai mandi.

     Sarapan pun sudah siap. Karena Abah dan Umi pagi itu harus kerumah sakit menjenguk saudara, tinggal-lah saya dan adek di meja makan.
      Dengan memasukkan butir per-butir nasi ke mulut imut saya, ada sedikit perbincangan dengan adek yang sudah kece dengan seragam sekolahnya. "eh dek, tau kan sekarang hari apa??" Tanyaku dengan sedikit menoleh ke arah adek yang berada tepat di sebelah kananku.
      "hari sabtu kan kak?" jawabnya enteng tanpa mempedulikan kehadiranku yang mulai mengkerutkan jidat.
      "ih, adeeeek!!! sekarang itu hari Ibu loh, masa gak tau sih?" ketusku greget.
      "oh itu, bilang dong kak. Iyah adek tau lah. Tadi bangun tidur adek udah ngucapin ke Umi kok." jawabnya dengan nada pamer menoleh kedepan muka ku.
      "wa wa, kamu kok udah duluan sih?? ah, gak kompak nih." dorongku pelan ke badan adek dengan lengan sebelah kananku, sehingga adek sedikit tergeser dari tempat duduknya.
      "yah, kakak kemarin gak bilang sih." kembalinya adek mengunyah makanannya.
     "eh eh, ini kan hari spesial ya?  ngasih sesuatu ke Umi yuk? bikin kejutan kecil-kecilan gitu lah. Gimana?" tawarku semangat.
     "kejutan?? kejutan apa kak? dilempar tepung sama telur gitu ya?? kayak kakak waktu ulang tahun kemarin." dengan wajah polos yang entah angin apa terlintas dipikirannya, sehingga mempunyai ide seperti itu. "waduh, yah enggak gitu juga kali DEEK.!" kali ini saya tidak dapat membendung rasa greget lagi, sehingga tarikan lembut tangan saya mendarat di telinga adek.
     "du duuuh, iya ya ampun kak ampuun." di elusnya telinga yang nampak merah itu. "yah, terserah kakak aja lah. aku mau berangkat dulu." diteguknya segelas air meneral dan mencangklung tas ransel yang memang sudah berada disampingnya.

       Setelah selesai sarapan, seperti biasa saya melanjutkan kegiatan dengan menonton TV. Tak lama kemudian, ternyata Umi sudah pulang berkunjung ke rumah sakit yang memang jaraknya cukup dekat dengan rumah. Saya buru-buru kebelakang menemui Umi yang ternyata ada di dapur membuatkan kopi untuk Abah. Langsung saja dengan sopan saya menduduki meja kecil yang berada didekat kulkas sambil memakan sepotong mangga.
       "mi, sekarang hari ibu loh?" tanyaku memberi kode.
       "iyah, tapi kan bukan hari Umi??" ketus Umi ngledek.
       "yaelah, Beda nama aja. Lagian Umi kan juga Ibu-Ibu." tetap dengan kunyahanku yang menghacurkan mangga-mangga itu.
       "iyah masa, kamu punya dua bapak bapak." toleh Umi kebelakang sedikit seram.
       "hehee.. Iyah janganlah, serem entar. Oh ya mi, aku mau ngomong loh." beranjak dari tempat duduk yang sebenarnya tak layak untuk diduduki, saya pun seketika memeluk Umi. "selamat hari Ibu yah Umi, aku sayang Umi loh. Jangan bosan bawel yah mi. Oh ya, satu lagi. Jangan suka ngancem nurunin uang saku yah. hehe"
        Tanpa ada kata satu pun terucap dari sudut gelombang suara Umi, dengan melepas pelukanku tiba-tiba tangan lentik Umi mendarat di jidatku, dan terjitaklah kepala unyuku. "lah?? kok?? Umi ini gimana sih??" tertera wajah bertanya dan kecewa karena gagal sosweet. :(
        "kamu itu loh, seharusnya moment seperti ini itu diwarnai dengan keharuan. lah kamu? malah  ngelawak." jelas Umi dengan lirikan badai membahana.
         Dan sedikit jeda waktu Umi berbalik kembali meneruskan mengaduk kopi dengan wajah cengengesan halilintar.
         "ya Alloh U M I....!!! Ini udah nyoba sedih lo, sia sia kan jadinya? seharusnya Umi terharu dikit kek. eh ini Umi malah menggagalkan niat suciku. -___-." terlipatnya kedua tanganku didepan dada yang mengisyaratkan bahwa saya saat itu benar-benar merasakan apa itu nama keGAGALAN! *usap ingus*
         "oh, jadi itu tadi??  Mangkanya kamu bilang dong. hehehe"
         "Umi juga sayang kamu kok, jangan bandel yah? makasih usaha sosweetnya!hehe " diraihnya kepala dan mencium kening saya. Yah, kali ini lumayan sosweet sih. Meskipun bagi saya ini keGAGALAN. *nangis dipojokan*

        Yah, setelah insiden itu, saya melanjutkan bermolek ria didepan TV. Namun kali ini saya tidak bisa berlama-lama. Karena hari ini di sekolah ada pengambilan raport oleh wali kelas, dan mau tidak mau saya harus menghantarkan malaikat gede saya ini. 
        
        Lirikan jam dinding yang sudah menunjukan angka 07.30 membuat saya sadar bahwa saya sejauh ini belum mandi. Sedikit panik untuk mematikan TV diruang tengah. Saya pun segera bergegas menuju kamar mandi, sebelum nantinya Umi membakar kamar mandi itu karena keberadaan saya seperti orang semedi ketika mandi.
        Dengan senandungan nada-nada indah ala artis kamar mandi saya begitu menikmati ruangan segar itu. Namun tiba-tiba ada suara petir yang cetar ketika hujan badai. Setelah saya tersadar dari kenikmatan mandi, ternyata suara petir itu berasal dari pintu kamar mandi yang di gedor-gedor Umi layaknya rentenir mau menagih hutang.
       " R Y N.....!!! BISA LEBIH CEPET DIKIT GAK MANDINYA?? LAMA BANGET YAH?? UDAH SIANG INI! " mungkin jika dituliskan sepeti itu nada suara Umi yang sangat menggema menerobos dinding dinding kamar mandi.
      "hah? iyah mi iyah, bentar lagi selesai kok." saya pun menuruti kemauan Umi dan segera menyelesaikan ritual mandi saya.
       Segeralah saya bergegas berganti pakaian. Dengan seragam yang diiringi jaket biru muda dan tas kecil melingkar ditubuh saya, berjalanlah menuju ruang belakang rumah yang terlihat Umi sedang duduk santai.
       "lah?? Umi kok belum siap siap?" tanyaku heran.
       "eh, ternyata tadi Umi salah liat. Undangannya jam 09.30 Ryn. hehe, Maaf yah?" dengan wajah polos tak berdosa Umi mringis begitu saja didepanku.

        Ini kok jadi saya yang dikerjain Umi sih ya?? kan sekarang hari istimewanya Umi. Kalau teman-teman ulang tahun gitu kan pasti dikerjain seperti ini. Padahal sekarang saya kan gak ulang tahun loh Umi...!!!! (º̩̩́Дº̩̩̀)

       "jadi Umi salah liat? terus tadi ngapain gedor-gedor U M I...!!!!  Щ(º̩̩̀Дº̩̩̀щ) " sekarang nampaknya saya benar-benar dikerjain Umi nih(tegok kanan kiri), atau jangan-jangan saya ada di acara TV nih. (berusaha mencari kamera). Ternyata saya di acara kena deh........................!!! 
jiaaah....!!! -____-"

        Yah, begitulah sosok Umi yang sangat saya banggakan pemirsa. Tapi meskipun Umi saya ini sedikit resek, tapi perjuangannya itu sangat manteb loh. Terkadang saya berfikir, kapan saya bisa memberikan sesuatu yang sederhana untuk membahagiakan Umi. Tentunya saya belum bisa memberikan sesuatu yang sangat waaaah, terlebih disini posisi saya masih seorang pelajar yang hanya bisa memberikan kebanggaan dari prestasi-prestasi saya di sekolah.
        Berhubung hari Ibu ini bertepatan dengan hari pembagian hasil belajar saya selama satu semester ke belakang. Saya harap dengan hasil yang tidak mengecewakan nanti, dapat menjadi hadiah sederhana yang dapat saya berikan di hari Ibu tahun ini. 

        Kekonyolan Umi saya hari itu tidak berhenti sampai disini saja loh, masih ada banyak lagi lainnya. 
        Nah, setelah sesampainya di sekolah. Kami pun menuju tempat yang dimana seperti biasa, pembagian raport dilaksanakan di kelas masing-masing. Namun sesampainya di kelas tidak ada satupun makhluk kasar ciptaan Tuhan berkeliaran di sana. 

       "lah mi, kok gak ada orang mi?" tengokku menyelusuri seluruh sudut kelas. Namun Umi sepertinya menatap ke arah lain. "nah, itu kok banyak orang jalan ke arah sana Ryn?" tunjuk Umi ke arah segerombolan wali murid yang menuju Aula belakang sekolah. 
       Tanpa basa-basi kami segera bergegas menuju Aula. Terlihat di pintu  masuk ada beberapa guru menjadi penerima tamu undangan, dan kemudian mengarahkan wali murid  untuk mengisi daftar hadir. Setelah Umi mengisi daftar itu, tiba-tiba Umi menghampiriku yang duduk bersama kedua temanku di bawah pohon dekat dengan Aula.
       "ayok pulang aja Ryn?" ajak Umi yang sedikit mengherankan.
       "lah? kok cepet banget mi? emang didalem ngapain?" tanyaku bijak.
       "ternyata bukan pembagian raport, tapi di dalam itu cuma  pembagian rapat." jelas Umi sedikit mirip dengan lawakan.
        "UMI KU SAYANG, pembagian raportnya nanti setelah rapat lah. Masa iyah mau pulang? udah masuk aja yuk? gak usah didengerin kalau emang bikin ngantuk" bimbingku Umi berjalan menuju Aula.

        Memang Umi saya ini sedikit tidak nyaman dengan hal yang berbau rapat dan sejenisnya, jadi jangan kaget kalau ada cerita konyol seperti ini tentang Umi saya.
        Sekitar satu jam sudah rapat itu berjalan. Jantung pun makin tidak tentu denyutannya, yang layak menunggu hadiah besar dalam hidup ini. Suara gemuruh para wali murid nampaknya mulai terdengar dari arah pintu keluar ruang Aula belakang.
        Satu per satu wali murid memasuki kelas yang sudah disediakan sebagai tempat pembagian raport. Namun dengan jeda waktu yang cukup lama (maklum jam Indonesia), wali kelas tak kunjung datang. Saya dan beberapa teman memutuskan untuk menjemput di kantor guru. Ketika ditengah perjalanan, terlihat ketua kelas XII IPA 2 (selaku kelas saya saat ini) membawa tumpukan benda suci yang berwarna hijau itu melewati jalanan coridor sekolah yang menuju ke kelas. 

saya sempat mengambil gambarnya, sungguh wajah bijaksana ketua kelas saya ini. *batuk bangga*

                                                                                        
     Kebayang gimana rasa deg-degan saya saat melihat tumpukan benda suci hijau itu, tapi saran saya mending gak usah di bayangkan. Karena saya yakin yang ada dibenak kalian itu adalah ke-alayan.-___-"




     Dan sesampainya dikelas. Seperti biasa, Wali kelas melakukan beberapa ritual suci yang memang harus dilakukan sebelum membagikan benda suci itu.
     Entah apa yang dibicarakan antara kedua Wali ini (eh bukan wali band loh ya? -__-"). Namun dengan penasarannya saya juga mengambil gambar dari sela sela jendela yang berada diluar kelas. 

 
 
 
kurang lebih seperti itu suasana kelas saya.
          Perhatikan arah panah, itu dia malaikat gede saya yang paling tercinta. Entah kenapa tumben memilih tempat duduk didepan. Dari raut wajahnya sih sungguh sangat serius menantikan hadiah terindah di hari Ibu ini. Semoga saja hasilnya tidak mengecewakan. Amiiin...

         Doa dan mantrapun saya ucapkan, rasa acakadut ini melimpah ruah tak karuan. Satu persatu Wali murid keluar dengan senyum lebar, bak ketimpa rejeki triliunan rupiah (hesteg alay). 

        Namun tak lama kemudian Umi keluar dengan membawa kitab suci hijau ditangan kanannya. Nampak senyum kebahagiaan yang terlihat disudut-sudut bibir Umi. Tidak demikian dengan saya yang masih di beri harapan palsu dengan senyuman Umi itu. Yah, kali aja Umi acting lagi. 

       Tiba-tiba Umi meraih lagi jidat saya, namun kali ini tidak untuk dijitak lagi loh ya. Kali  ini terasa belaian lembut kasih sayang yang diberikan sosok malaikat pilihan surga yang diberikan pada hidup saya. Saya tak berfikir panjang, langsung saja saya ambil kitab hijau itu dari tangan Umi.         
       Dan... Woooo!!!! spontan saya peluk Umi dengan teriak kebanggaan. Yah, meskipun peringkatnya tidak sehebat punya kalian. Namun saya bisa masuk sepuluh besar dengan kategori salah satu siswa beruntung yang dapat mendapatkan kelas istimewa dengan anak-anak olimpiade didalamnya. Ini kebanggaan tersindiri bagi saya. *senyum lebar*
         "Umi, hanya ini hadiah yang bisa Ryni berikan untuk Umi." Ucapku bangga, namun Umi tak merespon apapun. Cukup dengan senyum bangganya itu sudah membuktikan bahwa Umi bahagia dengan hadiah ini.
         "oh ya, karena hasilnya tidak mengecewakan, sekarang Umi mau mentraktir kamu bakso? oke?" ajak Umi penuh semangat.
         "jiaah..!!!1. Umi.....!!!!, Ryni kan gak doyan BAKSO...!!!Щ(º̩̩̀Дº̩̩̀щ) tega banget sihh!!!." rengekku tak setuju dengan ajakan Umi.
          "yah, mangkanya kamu gak suka itu, jadi Umi ajak. hehehe"
          "Udah lah ikut aja, kan sekarang harinya Umi?" paksa umi.
          "iyah ini harinya Umi dah pokonya. -___-"

      Kelihatanya memang hari itu Umi sengaja ngerjain saya deh, tapi tak apa lah, setahun sekali juga. Dan teganya setelah berada di warung bakso kesukan Umi, saya tidak boleh memakan apa-apa. Memang saat ini tenggorokan saya tidak sehat seperti biasanya. Saya disini hanya sebagai penonton yang melihat Umi saya melahap makanan kesukaanya itu yang sekaligus makanan phobia saya.


 













Nampak wajah kenyang Umi yang keluar dari kasir. 
      Setelah ini, kami pun pulang.

          Yah, beginilah hari Ibu yang bisa di bilang sangat konyol yang terjadi begitu saja. Namun saya bangga dengan kado istimewa saya yang setidaknya membuat senyum indah sang malaikat hidup saya. Hari itu saya merasakan begitu sangat berarti hidup saya. Karena hanya Umi orang yang ingin saya bahagiakan. 
              Saya hanya butuh senyum bahagia itu yang selalu bisa saya lihat setiap membuka dan menutup mata. Meskipun tidak ada yang tau tinggal berapa lama lagi aku bisa melihat sosok Umi.
    
    Dan kalian..!!! (nunjuk satu satu) 
   Sampai kapan  kalian harus menunggu?  sampai kapan membuat Ibu kalian menunggu? sedangkan kalian tidak tahu berapa lama Ibu kalian dapat tenang menunggu kalian. 
Bergegaslah, capailah harapan dan kebahagian Ibu. Semangat untuk kebahagiaan malaikatmu yang memang dihadirkan untuk menunggu kamu menjadi orang hebat.

 

Goguuuuu.... !!!!!!!!

HAPPY UMI'S DAY.....!!! \(´`)/

Selamat dan Sucses meraih kebahagiaan Ibumu Sahabat muda ku. :)

4 komentar: