Hey... selamat hari minggu yah semua??
Berhubung
ini masih hangat-hangatnya memperingati hari Ibu. Kali ini saya akan
berbagi sedikit tentang coretan saya di hari Ibu kemarin.
Ibu
memang pahlawati terhebat sejagad raya dunia akhirat dah pokoknya. Kalian harus bersyukur loh masih mempunyai Ibu yang selalu
menyayangi kalian. Yah, meskipun terkadang rasa kasih sayang mereka sedikit
salah nyampeknya ke kita. Sering kali kita merasa tidak adil dengan perlakuan
Ibu terhadap kita, namun itu salah satu aplikasi rasa sayang mereka. Jadi bagi
kalian yang nantinya di perlakukan berbeda, coba kalian tanamkan pikiran
yang baik tentang Ibu. Dan jangan pernah sedikit pun mempunyai niatan untuk
membenci seorang Ibu.
Kalian semua harus bersyukur karena masih bisa mempunyai sosok Ibu, sedangkan
aku?? cuma punya Umi, hehe.
sebenarnya saya juga mempunyai beberapa Ibu sih, tapi di sekolah.:D
sebenarnya saya juga mempunyai beberapa Ibu sih, tapi di sekolah.:D
Perlu kalian tau nih, Umi saya ini merupakan malaikat suci
dari surga yang dikirim Tuhan untuk menyehatkan dan mempuyengkan pikiran saya.
Terkadang memang Umi saya ini berkelakuan sangat aneh dan bikin gemes. Hal-hal
seperti inilah yang membuat saya tidak bisa jauh dari sosok Umi.
Berbicara tentang hari Ibu yang kebetulan jatuh pada kemarin
tanggal 22-12-12. Sebenarnya saya hampir lupa dengan tanggal istimewa
ini, untung
saja ada salah satu teman yang berkenan dengan sabar megingatkan saya
kembali.
Terima kasih untuk teman sekaligus kakak saya yang jauh disana. *usap
ingus*
Karena sudah mengetahui dengan pasti bahwa kemarin itu hari Ibu,
semalaman saya pun sudah menyusun beberapa rencana untuk memberi kejutan kepada
Umi. Namun hasilnya N I H I L! saya tak mendapatkan ide apapun. -__-"
Pagi harinya, dengan kondisi badan yang masih mengantuk saya terpaksa harus
segera membantu Umi memasak. Dikarenakan tidak sekolah, seperti biasa setelah
bangun tidur saya hanya mencuci muka dan menggosok gigi saja, tanpa disertai
mandi.
Sarapan pun sudah siap. Karena Abah dan Umi pagi itu harus kerumah
sakit menjenguk saudara, tinggal-lah saya dan adek di meja makan.
Dengan memasukkan butir per-butir nasi ke mulut imut saya, ada sedikit perbincangan dengan adek yang sudah kece dengan seragam sekolahnya. "eh dek, tau kan sekarang hari apa??" Tanyaku dengan sedikit menoleh ke arah adek yang berada tepat di sebelah kananku.
"hari sabtu kan kak?" jawabnya enteng tanpa mempedulikan kehadiranku yang mulai mengkerutkan jidat.
"ih, adeeeek!!! sekarang itu hari Ibu loh, masa gak tau sih?" ketusku greget.
"oh itu, bilang dong kak. Iyah adek tau lah. Tadi bangun tidur adek udah ngucapin ke Umi kok." jawabnya dengan nada pamer menoleh kedepan muka ku.
"wa wa, kamu kok udah duluan sih?? ah, gak kompak nih." dorongku pelan ke badan adek dengan lengan sebelah kananku, sehingga adek sedikit tergeser dari tempat duduknya.
Dengan memasukkan butir per-butir nasi ke mulut imut saya, ada sedikit perbincangan dengan adek yang sudah kece dengan seragam sekolahnya. "eh dek, tau kan sekarang hari apa??" Tanyaku dengan sedikit menoleh ke arah adek yang berada tepat di sebelah kananku.
"hari sabtu kan kak?" jawabnya enteng tanpa mempedulikan kehadiranku yang mulai mengkerutkan jidat.
"ih, adeeeek!!! sekarang itu hari Ibu loh, masa gak tau sih?" ketusku greget.
"oh itu, bilang dong kak. Iyah adek tau lah. Tadi bangun tidur adek udah ngucapin ke Umi kok." jawabnya dengan nada pamer menoleh kedepan muka ku.
"wa wa, kamu kok udah duluan sih?? ah, gak kompak nih." dorongku pelan ke badan adek dengan lengan sebelah kananku, sehingga adek sedikit tergeser dari tempat duduknya.
"yah, kakak kemarin gak bilang sih." kembalinya adek mengunyah
makanannya.
"eh eh, ini kan hari spesial ya? ngasih sesuatu ke Umi yuk? bikin kejutan kecil-kecilan gitu lah. Gimana?" tawarku semangat.
"kejutan?? kejutan apa kak? dilempar tepung sama telur gitu ya?? kayak kakak waktu ulang tahun kemarin." dengan wajah polos yang entah angin apa terlintas dipikirannya, sehingga mempunyai ide seperti itu. "waduh, yah enggak gitu juga kali DEEK.!" kali ini saya tidak dapat membendung rasa greget lagi, sehingga tarikan lembut tangan saya mendarat di telinga adek.
"eh eh, ini kan hari spesial ya? ngasih sesuatu ke Umi yuk? bikin kejutan kecil-kecilan gitu lah. Gimana?" tawarku semangat.
"kejutan?? kejutan apa kak? dilempar tepung sama telur gitu ya?? kayak kakak waktu ulang tahun kemarin." dengan wajah polos yang entah angin apa terlintas dipikirannya, sehingga mempunyai ide seperti itu. "waduh, yah enggak gitu juga kali DEEK.!" kali ini saya tidak dapat membendung rasa greget lagi, sehingga tarikan lembut tangan saya mendarat di telinga adek.
"du duuuh, iya ya ampun kak ampuun." di elusnya telinga yang nampak
merah itu. "yah, terserah kakak aja lah. aku mau berangkat dulu."
diteguknya segelas air meneral dan mencangklung tas ransel yang memang sudah
berada disampingnya.
Setelah selesai sarapan, seperti biasa saya melanjutkan kegiatan dengan
menonton TV. Tak lama kemudian, ternyata Umi sudah pulang berkunjung ke rumah
sakit yang memang jaraknya cukup dekat dengan rumah. Saya buru-buru kebelakang
menemui Umi yang ternyata ada di dapur membuatkan kopi untuk Abah. Langsung
saja dengan sopan saya menduduki meja kecil yang berada didekat kulkas sambil
memakan sepotong mangga.
"mi, sekarang hari ibu loh?" tanyaku memberi
kode.
"iyah, tapi kan bukan hari Umi??" ketus Umi
ngledek.
"yaelah, Beda nama aja. Lagian Umi kan juga
Ibu-Ibu." tetap dengan kunyahanku yang menghacurkan mangga-mangga itu.
"iyah masa, kamu punya dua bapak bapak." toleh
Umi kebelakang sedikit seram.
"hehee.. Iyah janganlah, serem entar. Oh ya mi, aku mau ngomong loh." beranjak dari tempat duduk yang sebenarnya tak layak untuk diduduki, saya pun seketika memeluk Umi. "selamat hari Ibu yah Umi, aku sayang Umi loh. Jangan bosan bawel yah mi. Oh ya, satu lagi. Jangan suka ngancem nurunin uang saku yah. hehe"
"hehee.. Iyah janganlah, serem entar. Oh ya mi, aku mau ngomong loh." beranjak dari tempat duduk yang sebenarnya tak layak untuk diduduki, saya pun seketika memeluk Umi. "selamat hari Ibu yah Umi, aku sayang Umi loh. Jangan bosan bawel yah mi. Oh ya, satu lagi. Jangan suka ngancem nurunin uang saku yah. hehe"
Tanpa ada kata satu pun terucap dari sudut gelombang suara Umi, dengan melepas
pelukanku tiba-tiba tangan lentik Umi mendarat di jidatku, dan terjitaklah
kepala unyuku. "lah?? kok?? Umi ini gimana sih??" tertera wajah
bertanya dan kecewa karena gagal sosweet. :(
"kamu itu loh, seharusnya moment seperti ini itu diwarnai dengan keharuan.
lah kamu? malah ngelawak." jelas Umi dengan lirikan badai membahana.
Dan sedikit jeda waktu Umi berbalik kembali
meneruskan mengaduk kopi dengan wajah cengengesan halilintar.
"ya Alloh U M I....!!! Ini udah nyoba sedih lo, sia sia kan jadinya? seharusnya Umi terharu dikit kek. eh ini Umi malah menggagalkan niat suciku. -___-." terlipatnya kedua tanganku didepan dada yang mengisyaratkan bahwa saya saat itu benar-benar merasakan apa itu nama keGAGALAN! *usap ingus*
"ya Alloh U M I....!!! Ini udah nyoba sedih lo, sia sia kan jadinya? seharusnya Umi terharu dikit kek. eh ini Umi malah menggagalkan niat suciku. -___-." terlipatnya kedua tanganku didepan dada yang mengisyaratkan bahwa saya saat itu benar-benar merasakan apa itu nama keGAGALAN! *usap ingus*
"oh, jadi itu tadi?? Mangkanya kamu bilang dong. hehehe"
"Umi juga sayang kamu kok, jangan bandel yah? makasih usaha sosweetnya!hehe " diraihnya kepala dan mencium kening saya. Yah, kali ini lumayan sosweet sih. Meskipun bagi saya ini keGAGALAN. *nangis dipojokan*
"Umi juga sayang kamu kok, jangan bandel yah? makasih usaha sosweetnya!hehe " diraihnya kepala dan mencium kening saya. Yah, kali ini lumayan sosweet sih. Meskipun bagi saya ini keGAGALAN. *nangis dipojokan*
Yah, setelah insiden itu, saya melanjutkan bermolek ria didepan TV. Namun kali
ini saya tidak bisa berlama-lama. Karena hari ini di sekolah ada pengambilan
raport oleh wali kelas, dan mau tidak mau saya harus menghantarkan malaikat
gede saya ini.
Lirikan jam dinding yang sudah menunjukan angka 07.30 membuat saya sadar bahwa
saya sejauh ini belum mandi. Sedikit panik untuk mematikan TV diruang tengah.
Saya pun segera bergegas menuju kamar mandi, sebelum nantinya Umi membakar
kamar mandi itu karena keberadaan saya seperti orang semedi ketika mandi.
Dengan senandungan nada-nada indah ala artis kamar mandi saya begitu menikmati
ruangan segar itu. Namun tiba-tiba ada suara petir yang cetar ketika hujan
badai. Setelah saya tersadar dari kenikmatan mandi, ternyata suara petir itu
berasal dari pintu kamar mandi yang di gedor-gedor Umi layaknya rentenir mau
menagih hutang.
" R Y N.....!!! BISA LEBIH CEPET DIKIT GAK MANDINYA?? LAMA BANGET YAH??
UDAH SIANG INI! " mungkin jika dituliskan sepeti itu nada suara Umi yang
sangat menggema menerobos dinding dinding kamar mandi.
"hah? iyah mi iyah, bentar lagi selesai kok." saya pun menuruti kemauan Umi dan segera menyelesaikan ritual mandi saya.
Segeralah saya bergegas berganti pakaian. Dengan seragam yang diiringi jaket biru muda dan tas kecil melingkar ditubuh saya, berjalanlah menuju ruang belakang rumah yang terlihat Umi sedang duduk santai.
"lah?? Umi kok belum siap siap?" tanyaku heran.
"hah? iyah mi iyah, bentar lagi selesai kok." saya pun menuruti kemauan Umi dan segera menyelesaikan ritual mandi saya.
Segeralah saya bergegas berganti pakaian. Dengan seragam yang diiringi jaket biru muda dan tas kecil melingkar ditubuh saya, berjalanlah menuju ruang belakang rumah yang terlihat Umi sedang duduk santai.
"lah?? Umi kok belum siap siap?" tanyaku heran.
"eh, ternyata tadi Umi salah liat. Undangannya jam 09.30 Ryn. hehe, Maaf
yah?" dengan wajah polos tak berdosa Umi mringis begitu saja didepanku.
Ini kok jadi saya yang dikerjain Umi sih ya?? kan sekarang hari istimewanya
Umi. Kalau teman-teman ulang tahun gitu kan pasti dikerjain seperti ini.
Padahal sekarang saya kan gak ulang tahun loh Umi...!!!! (º̩̩́Дº̩̩̀)
"jadi Umi salah liat? terus tadi ngapain gedor-gedor U
M I...!!!! Щ(º̩̩̀Дº̩̩̀щ) " sekarang nampaknya saya benar-benar
dikerjain Umi nih(tegok kanan kiri), atau jangan-jangan saya ada di acara TV
nih. (berusaha mencari kamera). Ternyata saya di acara kena deh........................!!!
jiaaah....!!!
-____-"
Yah, begitulah sosok Umi yang sangat saya banggakan pemirsa. Tapi meskipun Umi
saya ini sedikit resek, tapi perjuangannya itu sangat manteb loh. Terkadang
saya berfikir, kapan saya bisa memberikan sesuatu yang sederhana untuk
membahagiakan Umi. Tentunya saya belum bisa memberikan sesuatu yang sangat
waaaah, terlebih disini posisi saya masih seorang pelajar yang hanya bisa
memberikan kebanggaan dari prestasi-prestasi saya di sekolah.
Berhubung hari Ibu ini bertepatan dengan hari pembagian
hasil belajar saya selama satu semester ke belakang. Saya harap dengan hasil
yang tidak mengecewakan nanti, dapat menjadi hadiah sederhana yang dapat saya
berikan di hari Ibu tahun ini.
Kekonyolan Umi saya hari itu tidak berhenti sampai disini saja loh, masih ada
banyak lagi lainnya.
Nah, setelah sesampainya di sekolah. Kami pun menuju tempat yang dimana seperti
biasa, pembagian raport dilaksanakan di kelas masing-masing. Namun sesampainya di
kelas tidak ada satupun makhluk kasar ciptaan Tuhan berkeliaran di sana.
"lah mi, kok gak ada orang mi?" tengokku menyelusuri seluruh sudut
kelas. Namun Umi sepertinya menatap ke arah lain. "nah, itu kok banyak
orang jalan ke arah sana Ryn?" tunjuk Umi ke arah segerombolan wali murid
yang menuju Aula belakang sekolah.
Tanpa basa-basi kami segera bergegas menuju Aula. Terlihat di pintu masuk
ada beberapa guru menjadi penerima tamu undangan, dan kemudian mengarahkan wali
murid untuk mengisi daftar hadir. Setelah Umi mengisi daftar itu,
tiba-tiba Umi menghampiriku yang duduk bersama kedua temanku di bawah pohon
dekat dengan Aula.
"ayok pulang aja Ryn?" ajak Umi yang sedikit mengherankan.
"lah? kok cepet banget mi? emang didalem ngapain?" tanyaku bijak.
"ternyata bukan pembagian raport, tapi di dalam itu cuma pembagian rapat." jelas Umi sedikit mirip dengan lawakan.
"lah? kok cepet banget mi? emang didalem ngapain?" tanyaku bijak.
"ternyata bukan pembagian raport, tapi di dalam itu cuma pembagian rapat." jelas Umi sedikit mirip dengan lawakan.
"UMI KU SAYANG, pembagian raportnya nanti setelah
rapat lah. Masa iyah mau pulang? udah masuk aja yuk? gak usah didengerin kalau
emang bikin ngantuk" bimbingku Umi berjalan menuju Aula.
Memang Umi saya ini sedikit tidak nyaman dengan hal yang
berbau rapat dan sejenisnya, jadi jangan kaget kalau ada cerita konyol seperti
ini tentang Umi saya.
Sekitar satu jam sudah rapat itu berjalan. Jantung pun
makin tidak tentu denyutannya, yang layak menunggu hadiah besar dalam hidup
ini. Suara gemuruh para wali murid nampaknya mulai terdengar dari arah pintu
keluar ruang Aula belakang.
Satu per satu wali murid memasuki kelas yang sudah disediakan sebagai tempat pembagian raport. Namun dengan jeda waktu yang cukup lama (maklum jam Indonesia), wali kelas tak kunjung datang. Saya dan beberapa teman memutuskan untuk menjemput di kantor guru. Ketika ditengah perjalanan, terlihat ketua kelas XII IPA 2 (selaku kelas saya saat ini) membawa tumpukan benda suci yang berwarna hijau itu melewati jalanan coridor sekolah yang menuju ke kelas.
Satu per satu wali murid memasuki kelas yang sudah disediakan sebagai tempat pembagian raport. Namun dengan jeda waktu yang cukup lama (maklum jam Indonesia), wali kelas tak kunjung datang. Saya dan beberapa teman memutuskan untuk menjemput di kantor guru. Ketika ditengah perjalanan, terlihat ketua kelas XII IPA 2 (selaku kelas saya saat ini) membawa tumpukan benda suci yang berwarna hijau itu melewati jalanan coridor sekolah yang menuju ke kelas.
Kebayang gimana rasa deg-degan saya saat melihat tumpukan benda
suci hijau itu, tapi saran saya mending gak usah di bayangkan. Karena saya
yakin yang ada dibenak kalian itu adalah ke-alayan.-___-"
Dan sesampainya dikelas. Seperti biasa, Wali kelas melakukan beberapa ritual
suci yang memang harus dilakukan sebelum membagikan benda suci itu.
Entah apa yang dibicarakan antara kedua Wali ini (eh bukan wali band loh ya?
-__-"). Namun dengan penasarannya saya juga mengambil gambar dari sela
sela jendela yang berada diluar kelas.
kurang lebih
seperti itu suasana kelas saya.
Perhatikan arah panah, itu dia malaikat gede saya yang paling tercinta. Entah
kenapa tumben memilih tempat duduk didepan. Dari raut wajahnya sih sungguh
sangat serius menantikan hadiah terindah di hari Ibu ini. Semoga saja hasilnya
tidak mengecewakan. Amiiin...
Doa dan mantrapun saya ucapkan, rasa acakadut ini
melimpah ruah tak karuan. Satu persatu Wali murid keluar dengan senyum lebar,
bak ketimpa rejeki triliunan rupiah (hesteg alay).
Namun tak lama kemudian Umi keluar dengan membawa kitab suci hijau ditangan
kanannya. Nampak senyum kebahagiaan yang terlihat disudut-sudut bibir Umi.
Tidak demikian dengan saya yang masih di beri harapan palsu dengan senyuman Umi
itu. Yah, kali aja Umi acting lagi.
Tiba-tiba Umi meraih lagi jidat saya, namun kali ini tidak untuk dijitak lagi
loh ya. Kali ini terasa belaian lembut kasih sayang yang diberikan sosok
malaikat pilihan surga yang diberikan pada hidup saya. Saya tak berfikir
panjang, langsung saja saya ambil kitab hijau itu dari tangan Umi.
Dan... Woooo!!!! spontan saya peluk Umi dengan teriak kebanggaan. Yah, meskipun
peringkatnya tidak sehebat punya kalian. Namun saya bisa masuk sepuluh besar
dengan kategori salah satu siswa beruntung yang dapat mendapatkan kelas
istimewa dengan anak-anak olimpiade didalamnya. Ini kebanggaan tersindiri bagi
saya. *senyum lebar*
"Umi, hanya ini hadiah yang bisa Ryni berikan untuk Umi." Ucapku
bangga, namun Umi tak merespon apapun. Cukup dengan senyum bangganya itu sudah
membuktikan bahwa Umi bahagia dengan hadiah ini.
"oh ya, karena hasilnya tidak mengecewakan, sekarang Umi mau mentraktir
kamu bakso? oke?" ajak Umi penuh semangat.
"jiaah..!!!1. Umi.....!!!!, Ryni kan gak doyan BAKSO...!!!Щ(º̩̩̀Дº̩̩̀щ) tega banget sihh!!!." rengekku tak setuju dengan ajakan Umi.
"yah, mangkanya kamu gak suka itu, jadi Umi ajak. hehehe"
"Udah lah ikut aja, kan sekarang harinya Umi?" paksa umi.
"iyah ini harinya Umi dah pokonya. -___-"
"jiaah..!!!1. Umi.....!!!!, Ryni kan gak doyan BAKSO...!!!Щ(º̩̩̀Дº̩̩̀щ) tega banget sihh!!!." rengekku tak setuju dengan ajakan Umi.
"yah, mangkanya kamu gak suka itu, jadi Umi ajak. hehehe"
"Udah lah ikut aja, kan sekarang harinya Umi?" paksa umi.
"iyah ini harinya Umi dah pokonya. -___-"
Kelihatanya memang hari itu Umi sengaja ngerjain saya deh, tapi tak apa lah,
setahun sekali juga. Dan teganya setelah berada di warung bakso kesukan Umi,
saya tidak boleh memakan apa-apa. Memang saat ini tenggorokan saya tidak sehat
seperti biasanya. Saya disini hanya sebagai penonton yang melihat Umi saya
melahap makanan kesukaanya itu yang sekaligus makanan phobia saya.
Nampak wajah kenyang Umi yang keluar dari kasir.
Setelah ini, kami pun pulang.
Yah, beginilah hari Ibu yang bisa di bilang sangat konyol yang terjadi begitu
saja. Namun saya bangga dengan kado istimewa saya yang setidaknya membuat
senyum indah sang malaikat hidup saya. Hari itu saya merasakan begitu sangat
berarti hidup saya. Karena hanya Umi orang yang ingin saya bahagiakan.
Saya hanya butuh senyum bahagia
itu yang selalu bisa saya lihat setiap membuka dan menutup mata. Meskipun tidak
ada yang tau tinggal berapa lama lagi aku bisa melihat sosok Umi.
Dan kalian..!!! (nunjuk satu satu)
Sampai kapan kalian harus menunggu? sampai kapan membuat Ibu kalian
menunggu? sedangkan kalian tidak tahu berapa lama Ibu kalian dapat tenang
menunggu kalian.
Bergegaslah,
capailah harapan dan kebahagian Ibu. Semangat untuk kebahagiaan malaikatmu yang
memang dihadirkan untuk menunggu kamu menjadi orang hebat.
Goguuuuu....
!!!!!!!!
HAPPY UMI'S
DAY.....!!! \(´▽`)/
Selamat dan Sucses meraih kebahagiaan Ibumu Sahabat muda ku. :)
Selamat dan Sucses meraih kebahagiaan Ibumu Sahabat muda ku. :)




